Jakarta -
Stasiun Pondok Rajeg di Bogor, Jawa Barat yang sudah mati suri sejak 2006 kemarin (18 tahun) akan dioperasikan kembali oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter.
Manajer Humas PT KAI Commuter Leza Arlan mengatakan stasiun itu rencananya akan dihidupkan kembali paling lambat akhir tahun ini. Sebab proses pembangunan kembali atau revitalisasi fasilitas stasiun kini sudah rampung sepenuhnya.
"Dalam waktu dekat kemungkinan yang akan dibuka itu di (stasiun) Pondok Rajeg. Nah ini masih koordinasi sih terkait pembukaan stasiunnya karena dari segi fasilitas stasiun sudah ada, tinggal di gong (diresmikan pembukaannya)," kata Leza saat ditemui wartawan di Stasiun BNI City, Senin (12/8/2024) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling tahun ini, tahun ini lah ya, semester dua ini. (Paling lambat) akhir tahun, karena sudah selesai semua kan secara fasilitas yang ada di stasiunnya, tinggal sebenarnya ayo jalan, perizinan kereta berhenti di Pondok Rajeg, ya sudah itu bisa langsung (beroperasi)," tambahnya.
Leza mengatakan untuk pengoperasian kembali Stasiun Pondok Rajeg ini, pihak KAI Commuter masih menunggu arahan dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Nanti itu kan BPTJ ya, itu kan kerja sama BPTJ Bogor, sama Ditjen Kereta juga. Mungkin dalam waktu dekat. Kemarin update-nya begitu sih," ucapnya.
Di luar itu, saat ditanya terkait rencana perpanjangan jalur KRL Jabodetabek sampai ke Karawang, ia belum bisa memberikan tanggapan. Sebab pihaknya juga belum mendapatkan kabar terbaru terkait rencana tersebut.
"Pondok Rajeg dalam waktu dekat, kalau Karawang belum. Belum ada update-nya KRL sampai Karawang," pungkas Leza.
Sebagai informasi, dalam catatan detikcom dokumen perizinan dan fasilitas layanan Stasiun Pondok Rajeg telah selesai 100% sejak pertengahan 2024 kemarin. Perihal ini disampaikan langsung oleh Direktur Prasarana BPTJ, Zamrides.
Dokumen perizinan yang telah diselesaikan meliputi, Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin), Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL, Sertifikat Laik Fungsi (SLF), Penilaian Sistem Keselamatan, Pelaksanaan pengujian prasarana perkeretaapian (jalur dan bangunan KA), serta Standar Palayanan Minimum (SPM).
Selain berbagai dokumen tersebut, Zamrides mengatakan penambahan prasarana perkeretaapian berupa jalur dan bangunan KA juga telah selesai diuji dan memenuhi persyaratan teknis berdasar hasil pengujian dari Balai Pengujian Perkeretaapian.
Emplasemen alias peron pun diperlebar dari yang tadinya 60 meter menjadi 240 meter. Termasuk pula mengangkat berbagai track mulai dari 40 cm sampai 1,5 meter.
"Untuk memenuhi uji prasarana, Stasiun Pondok Rajeg juga telah memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM)", jelasnya dalam sebuah keterangan resmi, dikutip Sabtu (27/6/2024) lalu.
PT. KCI juga mendukung pengaktifan kembali stasiun. Mereka mempersiapkan sejumlah sarana yang bakal mempermudah layanan penumpang seperti tapping gate, vending machine, peralatan ticket counter, signage, dan kursi tunggu penumpang.
Zamrides menambahkan, bahwa studi kelaikan Stasiun Pondok Rajeg telah dilakukan BPTJ pada 2020 dan dilanjutkan dengan desain stasiun serta kajian lalu lintas pada 2021. Konstruksi stasiun sendiri dilaksanakan mulai 2022 sampai 2023.
Pada 2022, lingkup pekerjaan pada tahun meliputi pengangkatan track dan listrik aliran atas (LAA) untuk penyesuaian persyaratan kelandaian, serta pengembangan struktur bawah bangunan stasiun dan peron.
Pada 2023, lingkup pekerjaan meliputi pembangunan bangunan utama stasiun, struktur atas peron serta pekerjaan landscape yang meliputi pekerjaan arsitektur, akses jalan utama, jalur pedestrian dan fasilitas parkir.
"Keseluruhan fasilitas ini telah diserahkan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian c.q. BTP Kelas I Jakarta", tutur Zamrides.
(fdl/fdl)