Jakarta -
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pendekatan inklusif bisa mensukseskan program sertifikasi tanah ulayat masyarakat hukum adat. Namun tidak lupa tetap mengedepankan kearifan dan nilai-nilai adat.
Hal itu diungkapkan oleh AHY saat konferensi Internasional terkait Pendaftaran Hak atas Tanah Ulayat yang diikuti negara-negara di ASEAN beberapa waktu lalu.
"Kami menekankan pentingnya pendekatan inklusif yang menghormati kearifan lokal dan nilai-nilai adat. Pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat adat secara aktif juga penting untuk menciptakan harmoni dan meminimalkan gesekan di lapangan," kata AHY dalam keterangan tertulis, Jumat (13/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontohkan, di Sumatera Barat, pihaknya mendekati Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM). Salah satu otoritas adat tertinggi yang setuju untuk membantu pihaknya dalam meningkatkan kesadaran dan mensosialisasikan pentingnya program sertifikasi tanah ulayat sebagai upaya mempercepat reforma agraria.
"Ini berhasil mendorong para pemimpin adat untuk secara mandiri mendatangi Kantor Pertanahan setempat untuk mendaftarkan tanah ulayat mereka," tuturnya.
Menurut AHY, forum seperti konferensi ini sangat penting untuk membangun konsensus dan memperkuat sinergi internasional dalam menghadapi tantangan pertanahan yang kompleks.
Partisipasi Indonesia dalam sejumlah forum global, seperti Lokakarya Asia Timur dan Pasifik di Filipina, Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (ICESCR) di Jenewa. Serta Konferensi Pertanahan Bank Dunia di Washington D.C., mencerminkan komitmen pemerintah untuk memajukan praktik pertanahan yang adil dan inklusif.
"Dalam forum-forum tersebut, kami telah berbagi pengalaman dan belajar dari negara-negara lain. Singkatnya, berbagi praktik terbaik di forum multilateral memungkinkan negara-negara untuk mengkoordinasikan upaya mereka dan merespons tantangan yang kompleks dengan strategi yang bersatu dan selaras," tutup AHY.
(ncm/ncm)