Jakarta -
Bank Indonesia (BI) menggelar acara Central Bank Services (CBS) Festival 2024. Terlaksana selama dua hari mulai Kamis (8/8) sampai Jumat (9/8), BI mengumpulkan bank sentral dari berbagai belahan dunia untuk membahas tantangan ekonomi domestik dan global.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menjelaskan beberapa kolega bank sentral yang diundang pihaknya adalah Thailand, Filipina, Nepal, Korea Selatan, India, Timor Leste, dan Amerika Serikat. Tema yang diusung pihaknya dalam CBS Festival ketiga tersebut adalah 'Embracing Inovation for The Future of Central Banking Services'.
"Dan (agenda) ini bertujuan untuk mendorong agility, dan adaptibility dari layanan bank sentral dalam menjawab berbagai tantangan dari domestik maupun dari global," kata Destry di YouTube Bank Indonesia, Rabu (28/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu selama dua hari ke depan, Destry menuturkan bahwa bakal ada serangkaian diskusi panel yang dilakukannya bersama berbagai bank sentral dalam CBS Fest 2024. Mulai dari topik data format, pengembangan fragmentasi geo-ekonomi gobal, integrasi perizinan sektor keuangan, sampai outlook investasi ke Indonesia ke depan.
"Jadi ini akan menarik sekali, dan tentunya kita ingin mengajak bapak ibu sekalian memahami pentingnya ketahanan nasional bagi pertumbuhan ekonomi dan oleh karena itu, salah satu aspek yang akan dibahas adalah bagaimana ketahanan siber bagi sistem keuangan Indonesia," kata Destry.
Sementara topik lainnya, sebut Destry, adalah pembahasan terkait front office, middle office, and back office (FOMOBO). Pembahasan FOMOBO disebutnya penting untuk menjaga aspek tata kelola terhadap traceability dan audit atas seluruh transaksi yang dilakukan dari depan sampai belakang.
Selain itu, Destry menuturkan pihaknya juga bakal melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Kementerian Investasi/BKPM untuk mendorong investasi dan mempermudah layanan perizinan di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Menteri Investasi/BKPM Yuliot Tanjung menyampaikan apresiasinya terhadap BI. MoU tersebut dinilainya berguna untuk mempercepat langkah Indonesia mencapai visi 'Indonesia Emas 2045'.
Di sisi lain, Yuliot berharap bahwa diskusi panel yang dilaksanakan antara Kementerian, lembaga, dan berbagai bank sentral tersebut bisa menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah. "Kami mengharapkan ada rekomendasi yang dihasilkan bagaimana membuat kebijakan yang lebih komperhensif dan inklusif," jelas doa.
(kil/kil)