Dampingi Prabowo, Menko Airlangga Sebut BRICS Dorong Tata Kelola Global

22 hours ago 1
winjudi online winjudi slot online situs winjudi online winjudi Akun slot gacor online terkini Akun situs slot gacor online terkini Akun link slot gacor online terkini Akun demo slot gacor online terkini Akun rtp slot gacor online terkini Daftar slot gacor online Daftar situs slot gacor online Daftar link slot gacor online Daftar demo slot gacor online Daftar rtp slot gacor online Daftar slot gacor online terkini Daftar situs slot gacor online terkini Daftar link slot gacor online terkini Daftar demo slot gacor online terkini Daftar rtp slot gacor online terkini informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini winjudi online

Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan keikutsertaan Indonesia dalam BRICS memiliki peran strategis yang cukup signifikan. Sebelum mengalami perluasan keanggotaan, BRICS memiliki representasi sekitar 34% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) global dengan nilai sebesar USD 28 triliun.

Setelah bergabungnya Indonesia bersama negara-negara anggota baru lainnya, BRICS hingga kini telah mencakup 40% dari PDB dunia dan merepresentasikan sekitar 56% populasi global. Hal itu ia sampaikan dalam rangkaian lawatan kerja ke Brasil, sekaligus mendampingi Presiden Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7). Pelaksanaan KTT tersebut mengusung tema mengenai Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance.

"Jadi ini ekonominya terus bertambah, dan kalau kita lihat berdasarkan purchasing power parity, ini juga BRICS itu sudah lebih tinggi daripada G7. Jadi ini yang mendorong bahwa BRICS menjadi bagian daripada Global South dan diharapkan bisa menyuarakan Global South di fora internasional," ungkap Airlangga dalam keterangan tertulis, Senin (7/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto juga menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendukung perdamaian dunia melalui pendekatan multilateralisme serta menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional. Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan penolakan terhadap perang dan penggunaan standar ganda dalam tatanan global, serta mendorong reformasi sistem multilateral dan peningkatan keterwakilan negara-negara Global South dalam tata kelola global, khususnya pada institusi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Bapak Presiden juga menegaskan menolak perang dan juga penggunaan standar ganda, dan Bapak Presiden sejalan dengan hampir dari seluruh peserta mendorong reformasi multilateral dan keterwakilan global south dalam tata kelola global, khususnya dalam institusi seperti PBB dan didorong agar kepemimpinan BRICS dapat mendorong kepemimpinan multilateral yang lebih adil," ucapnya.

Selanjutnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan harapan agar kepemimpinan BRICS dapat menjadi katalis dalam menciptakan multilateralisme yang lebih adil. Selain itu, Presiden Prabowo Subianto juga menegaskan dukungan terhadap Palestina dan secara khusus mengangkat pentingnya Bandung Spirit untuk dapat dilanjutkan dalam forum BRICS tersebut.

"Bapak Presiden menegaskan hubungan terhadap Palestina dan secara khusus untuk mengingatkan Bandung Spirit agar bisa dibawa dalam forum, dilanjutkan dalam forum BRICS tersebut," lanjut Airlangga.

Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menekankan bahwa Presiden Prabowo Subianto menyoroti urgensi untuk menghidupkan kembali multilateralisme di tengah konstelasi global yang semakin multipolar. Presiden Prabowo Subianto turut mendorong peningkatan kerja sama ekonomi diantara negara-negara Global South serta optimalisasi pemanfaatan peran New Development Bank (NDB).

"Ini kemitraan ekonomi negara berkembang menjadi sangat penting dan diharapkan bahwa pemanfaatan dari New Development Bank bisa ditingkatkan. Kita tahu bahwa dilaporkan tadi dalam New Development Bank itu ada beberapa proyek yang sedang ditangani, antara lain clean energy project, kemudian infrastruktur, kemudian juga beberapa proyek yang terkait dengan sustainability dan green. Saat sekarang ditangani 120 proyek dan nilainya sekitar 39 billion," ujar Airlangga.

Di samping itu, Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk berpartisipasi secara aktif dalam NDB tersebut. Keterlibatan dalam NDB dinilai strategis guna membuka akses pembiayaan pembangunan yang mendukung agenda transformasi hijau dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pertemuan tingkat tinggi BRICS tersebut menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis yang tertuang dalam Leaders' Declaration, yakni komitmen untuk memperkuat multilateralisme dan mendorong reformasi tata kelola global, promosi perdamaian dan keamanan internasional, stabilitas global, serta pendalaman kerja sama ekonomi, perdagangan, dan keuangan internasional, perubahan iklim dan pengembangan pembangunan berkelanjutan yang adil dan inklusif, serta penguatan kemitraan untuk memajukan pembangunan manusia, sosial, dan budaya.

"Kemudian outcomes daripada pertemuan tadi, salah satunya adalah Leaders' Declaration dan dalam Leaders' Declaration itu ada beberapa poin yang terkait dengan penguatan multilateralisme dan reform daripada global governance. Nah untuk poin kedua tadi menjadi penting bagi Indonesia di tengah ketidakpastian kita punya BRICS yang diharapkan bisa juga untuk menyerap pas...

Read Entire Article