Jakarta -
ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan SKK Migas mengumumkan pengapalan (lifting) ke 1.000 minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris di Blok Cepu pada Selasa (13/8/2024).
Pada wilayah kerja tersebut, produksi kumulatif minyak mencapai lebih dari 660 juta barel. Angka ini sudah melebihi target pengembangan awal perkiraan volume cadangan minyak sebesar 450 juta barel.
Pengapalan ke 1.000 itu ditandai dengan pengiriman 600 ribu barel minyak mentah dari kapal Alir Muat Terapung (FSO) Gagak Rimang ke Kapal Tanker MT Nectar milik Pertamina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lalu dikirim ke kilang-kilang pemerintah yang ada di Indonesia. Minyak mentah milik pemerintah ini berperan penting dalam mendukung kebutuhan energi Indonesia dan meningkatkan keamanan energi nasional," kata Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall di Hotel Fairmont, Selasa (13/8/2024).
Carrol menjelaskan, Lapangan Banyu Urip mulai memproduksi minyak sejak 15 tahun lalu. Kemudian tahun 2015 adalah pengapalan pertama. Lalu dengan jumlah pengapalan yang mencapai 1.000 kali, Blok Cepu mencatatkan rekor keselamatan nol insiden. Karena itu, pihaknya memperoleh anugerah Patra Nirbhaya Adhinugraha dan Patra Karya Tama dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurutnya itu merupakan penghargaan tertinggi kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). Capaian tersebut adalah komitmen perusahaan untuk menjadi mitra pemerintah dalam mencapai swasembada energi di tengah upaya Indonesia melakukan transisi energi hijau.
Carrol mengatakan pihaknya tengah mengembangkan program Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) dengan sumur B13 yang sudah produksi sebanyak 13.300 barel minyak pada 6 Agustus kemarin. Pengembangan BUIC dikatakannya bakal semakin meningkatkan produksi minyak Blok Cepu dan memperkuat keamanan energi Indonesia serta berkontribusi terhadap sekitar 25% produksi minyak mentah nasional.
Sejak tahun 2008 hingga 2023, dengan total investasi sekitar Rp57 triliun atau sekitar US$ 4 miliar, Carrol mengatakan Blok Cepu telah menghasilkan lebih dari 660 juta barel minyak mentah dan memberikan kontribusi lebih dari Rp 442 triliun atau setara US$ 29,5 miliar terhadap pendapatan negara dalam bentuk penerimaan pemerintah dan pajak.
Lebih dari itu, berdasarkan proyeksi Rencana Kerja dan Anggaran (WP&B), perkiraan cadangan Banyu Urip berpotensi meningkat dua kali lipat menjadi 1 miliar barel minyak. Ini berarti Indonesia dapat memperoleh tambahan pendapatan sebesar Rp421 triliun atau sekitar US$ 28,1 miliar dolar dalam bentuk pendapatan pemerintah dan pajak.
"Menjadikan total pendapatan keseluruhan proyek Blok Cepu bagi Indonesia mencapai angka sebesar Rp864 triliun atau sekitar US$ 57,6 miliar," jelasnya.
Selama proyek, Carrol mengatakan perusahaan pun telah mempekerjakan lebih dari 1.000 karyawan asal Indonesia. Kini, lebih dari 99% operasi Blok Cepu pun dikelola oleh putra-putri Indonesia. "EMCL menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Direktorat Jenderal Migas, KUPP Brondong, pemerintah dan masyarakat lokal, serta mitra kami, Pertamina dan BKS PI Blok Cepu, atas dukungan dan kerja sama yang berkelanjutan," imbuh Carole.
Sekertaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, mengapresiasi capaian ECML. Ia berharap kerja sama yang baik antara pemerintah dan EMCL dapat membuat target produksi target produksi sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) tercapai.
(kil/kil)