Jakarta -
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Provinsi Kalimantan Timur mendapatkan keuntungan besar karena adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Hal ini menunjukkan rencana besarnya untuk melakukan pemerataan ekonomi sudah mulai terwujud.
Menurutnya masyarakat di Provinsi Kaltim, khususnya di Balikpapan dan Penajem Paser Utara menjadi yang paling diuntungkan dari pergerakan ekonomi di balik pembangunan ibu kota baru.
"Kalau ditanyakan keuntungannya apa yang didapatkan masyarakat, khususnya di Kaltim? Saya kira ini akan dorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaltim, khususnya di Balikpapan dan khususnya lagi Penajem Paser Utara," ujar Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Perdana di IKN, Senin (12/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apakah benar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur meningkat di tengah pembangunan IKN? Begini datanya.
Mengutip laporan Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Kalimantan Timur, pada Kuartal II 2024 provinsi yang menjadi rumah bagi ibu kota baru itu mengalami pertumbuhan sebesar 5,85% secara year-on-year. Bahkan di Kuartal I 2024 pertumbuhannya hingga 7,26% secara year-on-year atau yang tertinggi sejak 2020.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur mulai melonjak sejak pembangunan IKN dimulai pada 2022. Di Kuartal I 2020 pertumbuhan ekonomi Kaltim hanya menyentuh 2,40%, kemudian naik perlahan hingga di kuartal IV mencapai 6,47% secara year-on-year.
Lalu di 2023 pertumbuhan ekonomi di kuartal I menjadi 6,99%, kemudian turun tipis jadi 6,89% di kuartal II, lalu turun kembali jadi 5,3% di kuartal III, dan akhirnya naik di kuartal IV menjadi 5,76% di kuartal IV.
Sebelum ada IKN, atau di tahun 2020-2021 tercatat pertumbuhan ekonomi Kaltim paling tinggi mentok di 5,62% secara year-on-year. Bahkan sempat minus 5,42% saat pandemi menyerang di 2020.
Dalam catatan detikcom, sejak 2022 pemerintah menganggarkan Rp 72,5 triliun untuk pembangunan IKN. Rinciannya tahun 2022 sebesar Rp 5,5 triliun dan tahun 2023 sebesar Rp 27 triliun. Nah tahun 2024 ini biaya pembangunan IKN dianggarkan paling besar, yaitu mencapai Rp 40 triliun.
Sementara itu, dalam sidang kabinet, Jokowi juga memaparkan investasi swasta di ibu kota baru lewat groundbreaking hotel hingga perkantoran sudah mencapai Rp 56,2 triliun. Uang sebesar ini yang terus berputar di Kota Nusantara dan kota-kota di sekitarnya.
(hal/fdl)