Jakarta -
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengajak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk berkolaborasi meneliti warisan budaya di Indonesia. Langkah itu bertujuan agar pelestarian warisan budaya tetap terjaga.
Hal tersebut diungkapkan Fadli Zon saat melakukan kunjungan kerja ke Ruang Koleksi Ilmiah Arkeologi dan Laboratorium Genomik di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (30/6).
"Indonesia memiliki warisan budaya yang sangat kaya, baik yang bersifat tangible maupun intangible, dengan sejarah peradaban Nusantara yang panjang. Diperlukan kolaborasi serta kerja sama penelitian lintas sektoral karena warisan budaya sangat erat kaitannya dengan riset," kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Selasa (1/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli Zon menambahkan terkait upaya pengembalian koleksi Nusantara dari luar negeri atau repatriasi juga terus menjadi program prioritas Kementerian Kebudayaan. Sejak Desember 2024, Pemerintah Indonesia secara konsisten melakukan negosiasi dengan sejumlah negara, terutama Belanda untuk memulangkan fosil-fosil yang dibawa pada masa penjajahan, termasuk 272 koleksi benda budaya dari Negeri Kincir Angin yang terdiri dari 204 objek dan 68 artefak dari Museum Rotterdam.
"Repatriasi ini merupakan bagian dari upaya mengembalikan pengetahuan dan pemahaman masyarakat Indonesia tentang sejarah dan kebudayaan nasional," ungkapnya.
Selain program repatriasi, Fadli Zon mengatakan diperlukan juga percepatan penetapan cagar budaya nasional terhadap warisan budaya yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Sebanyak 4.924 cagar budaya yang tersebar di berbagai daerah perlu dipercepat penetapannya sebagai cagar budaya tingkat nasional. Saat ini, jumlah cagar budaya nasional baru mencapai 228. Ini menjadi fokus kerja bersama Kementerian Kebudayaan dan para pemangku kepentingan untuk mempercepat proses pemeringkatan cagar budaya yang ada," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon juga meninjau Ruang Penyimpanan Koleksi Artefak dan Ruang Display Artefak di Gedung Kehati, Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Ir. Soekarno. Ruangan-ruangan ini digunakan untuk menyimpan berbagai koleksi artefak, baik yang sedang dalam proses penelitian maupun yang telah terdokumentasi secara lengkap.
"Benda-benda arkeologi yang tersimpan, antara lain artefak batu beliung dan batu pukul, koleksi Hikayat Kutub Mangindra, keramik China, keramik dari muatan kapal karam, guci keramik, pot bunga, replika nisan Malik Ibrahim, sarkofagus, dan beragam koleksi purbakala lainnya," kata Fadli Zon.
"Koleksi yang telah diteliti oleh BRIN dan memiliki data serta dokumen lengkap selanjutnya dimanfaatkan sebagai bahan literasi dan edukasi bagi masyarakat guna mendukung pengembangan ilmu pengetahuan," sambungnya.
Fadli Zon berharap Kementerian Kebudayaan dan BRIN dapat terus bersinergi dalam melestarikan berbagai warisan budaya Indonesia.
"Artefak yang mati ini nantinya dapat menjadi living library yang hidup dan menjadi pusat edukasi, literasi, serta narasi bagi masyarakat. Semoga pertemuan ini menjadi tonggak awal kolaborasi yang kuat dalam memajukan budaya Indonesia," tutup Fadli.
Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya pelestarian warisan budaya.
"Kami tentu siap mendukung berbagai upaya yang dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan, khususnya dalam penelitian artefak dan warisan budaya lainnya yang perlu kita buktikan secara ilmiah," tutup Tri Handoko.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Kepala Organisasi Riset, Arkeologi, Bahasa, dan Sastra Herry Jogaswara; Plt. Deputi Kebijakan Pembangunan Anugerah Widiyanto. Hadir mendampingi Menteri Kebudayaan, Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan; Staf Khusus Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar; Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Ibnu Hamad; Direktur Warisan Budaya, I Made Dharma Suteja; dan Kepala Museum Cagar Budaya, Abi Kusno.
Simak juga Video 'Menbud Fadli Zon Yakin Indonesia Bisa Jadi Peradaban Sejarah Dunia':
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini