Kurangi Ketergantungan Impor Baja, RI Perlu Geber Produksi Dalam Negeri

3 weeks ago 9
winjudi online winjudi slot online situs winjudi online winjudi Akun slot gacor online terkini Akun situs slot gacor online terkini Akun link slot gacor online terkini Akun demo slot gacor online terkini Akun rtp slot gacor online terkini Daftar slot gacor online Daftar situs slot gacor online Daftar link slot gacor online Daftar demo slot gacor online Daftar rtp slot gacor online Daftar slot gacor online terkini Daftar situs slot gacor online terkini Daftar link slot gacor online terkini Daftar demo slot gacor online terkini Daftar rtp slot gacor online terkini informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini winjudi online

Jakarta -

Di tengah gejolak ekonomi global dan kebutuhan pembangunan infrastruktur yang masif, kemandirian industri baja nasional menjadi harga mati bagi Indonesia untuk memastikan ketahanan ekonomi dan kedaulatan bangsa. Industri baja merupakan tulang punggung bagi sektor strategis lainnya, mulai dari konstruksi, manufaktur, hingga pertahanan.

Ketergantungan pada impor baja tidak hanya menguras devisa tetapi juga merentankan Indonesia terhadap fluktuasi pasar global dan kepentingan negara lain. Menjawab tantangan krusial ini, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menegaskan perannya sebagai lokomotif utama dalam mewujudkan cita-cita kemandirian industri baja Indonesia.

Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., Muhammad Akbar Djohan menekankan bahwa visi kemandirian industri baja nasional adalah inti dari strategi dan operasi perusahaan. "Pada prinsipnya, Krakatau Steel mengemban amanah besar untuk memastikan Indonesia berdaulat di sektor baja. Kami berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan kapasitas produksi, kualitas, dan inovasi guna memenuhi kebutuhan baja domestik secara mandiri," ujar Muhammad Akbar Djohan dalam keterangannya, Minggu (8/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beliau menambahkan bahwa upaya ini bukan sekadar target korporasi, melainkan sebuah dedikasi untuk mendukung agenda pembangunan nasional dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar negeri. "Kemandirian industri baja adalah fondasi penting bagi kemajuan industri dan infrastruktur Indonesia ke depan," tegasnya.

Upaya dan komitmen Krakatau Steel ini sejalan dengan pandangan strategis mengenai pentingnya peran negara dalam melindungi dan menumbuhkan industri vitalnya. Tenaga Ahli Industri sekaligus Pengamat Industri Baja dan Pertambangan, Widodo Setiadharmaji, menyoroti bagaimana negara maju seperti Amerika Serikat secara aktif melindungi aset industrinya. Pengalaman AS dalam membangun industri bajanya, termasuk intervensi dalam kasus upaya akuisisi United States Steel Corporation (U.S. Steel) oleh Nippon Steel, memberikan pelajaran berharga.

"Amerika Serikat, melalui lembaga seperti Committee on Foreign Investment in the United States (CFIUS), tidak ragu untuk meninjau bahkan menolak investasi asing jika dinilai mengancam kepentingan strategis dan keamanan nasional mereka. U.S. Steel, sebuah ikon industri AS, dipertahankan kendalinya oleh negara meskipun ada tawaran akuisisi senilai USD 14,9 miliar (setara dengan sekitar Rp 242,8 triliun). Presiden Joe Biden secara eksplisit menyatakan pada 3 Januari 2025 bahwa 'industri baja yang dimiliki dan dioperasikan secara domestik yang kuat merupakan prioritas keamanan nasional'." katanya.

Menurut analisis Widodo Setiadharmaji, sikap tegas Pemerintah AS, yang juga didukung oleh tokoh politik lainnya seperti Donald Trump, mencerminkan konsensus bahwa industri baja bukan sekadar entitas bisnis, melainkan bagian integral dari kepentingan strategis dan keamanan negara.

"Meskipun keputusan akhir mengenai akuisisi U.S. Steel mungkin melalui peninjauan ulang, fakta bahwa kebijakan industri di Amerika sangat dipengaruhi oleh kepentingan negara, bukan semata kepentingan bisnis korporasi, tetap tak terbantahkan," tulis Widodo.

Ia membandingkan, jika AS memiliki CFIUS, Indonesia kini mengandalkan peran BUMN seperti Krakatau Steel sebagai instrumen langsung negara untuk menjaga kendali di sektor-sektor vital.

"Dalam menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan investasi besar demi target produksi baja nasional lebih dari 100 juta ton per tahun, keberadaan BUMN menjadi sangat krusial," tegas Widodo. Preseden penolakan akuisisi Krakatau Steel oleh Mittal Steel di masa lalu juga menunjukkan komitmen negara untuk mempertahankan kendali nasional atas industri strategis.

Dengan demikian, langkah-langkah strategis yang ditempuh PT Krakatau Steel dalam meningkatkan efisiensi, melakukan modernisasi, dan memperluas kapasitas produksi, sejalan dengan mandat negara untuk mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat struktur industri nasional.

Dukungan kebijakan pemerintah yang afirmatif, sebagaimana disarankan Widodo Setiadharmaji, akan semakin mengakselerasi peran Krakatau Steel dalam mewujudkan kemandirian industri baja, yang pada akhirnya akan memperkokoh kedaulatan ekonomi Indonesia.

(fdl/fdl)

Read Entire Article