Jakarta -
Para driver ojek online (ojol) menyampaikan keresahannya selama menjadi mitra operator ojol. Salah satu yang dikeluhkan ialah terkait tindakan suspend atau penonaktifan akun driver ojol.
Driver ojol, Nurhayati, menilai bahwa langkah suspensi ini cukup 'ringan' dilakukan oleh operator. Padahal menurutnya, kadang kala kasus penonaktifan ini dilakukan bukan atas sepenuhnya kesalahan driver.
"Misalnya kita bawa barang 8 sameday. Terus ada satu cancel karena terlalu besar, di situ 7 kg, tapi adanya 50 kg barangnya. Di situ ada batasan ya, harusnya cuma 20 kilo maksimal. Ini kenapa bisa sampai 50 kg masuk juga gitu," ujar dia, saat agenda demo ojol di Patung Kuda, Monas, Jakarta, Kamis (29/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita cancel, karena 50 kg masuk ke GI. Bawanya berat pasti, tapi kalau kita cancel, malah disuspended," sambungnya.
Hal serupa juga berpotensi terjadi apabila driver tidak menggunakan atribut. Nurhayati mengatakan, persoalan atribut ini juga kerap dilaporkan oleh penumpang. Akhirnya, driver terkait pun tidak bisa lagi menggunakan aplikasinya.
"Kalau nggak pakai atribut itu disuspen. Kadang customer-nya juga bilang, driver nggak pakai atribut lengkap. Langsung (kena suspend)," ujarnya.
Kadang kala, ada keadaan tertentu yang membuat mereka harus melepas atribut. Misalnya seperti ketika masuk ke mall kerap ada permintaan untuk lepas atribut. Ditambah lagi, pembayaran atribut tersebut juga menurutnya cukup membebaninya.
"Harga atribut Rp 5.000, dipotong dari uang perolehan kita sampai 25 hari," katanya.
Sekalinya akun seorang driver di-suspend, maka ia sudah tidak dapat lagi menggunakan akun tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sang driver sudah tidak lagi menjadi bagian dari ojol terkait.
Di samping itu, banyak keluhan lainnya yang juga ingin disuarakan para mitra driver ojol pada aksi demonstrasi siang ini. Pertama menyangkut double order, kedua ongkos nggak sesuai, dan yang ketiga terkait masalah atribut ini.
(shc/das)