Mentan Ogah Maafkan Pemain Data Beras, Minta Satgas Proses Hukum

3 weeks ago 12
winjudi online winjudi slot online situs winjudi online winjudi Akun slot gacor online terkini Akun situs slot gacor online terkini Akun link slot gacor online terkini Akun demo slot gacor online terkini Akun rtp slot gacor online terkini Daftar slot gacor online Daftar situs slot gacor online Daftar link slot gacor online Daftar demo slot gacor online Daftar rtp slot gacor online Daftar slot gacor online terkini Daftar situs slot gacor online terkini Daftar link slot gacor online terkini Daftar demo slot gacor online terkini Daftar rtp slot gacor online terkini informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini winjudi online

Jakarta -

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap proses hukum bagi oknum yang memanipulasi data beras tengah diproses hukum oleh Satgas Pangan. Manipulasi yang dilakukan oknum tersebut terkait stok hingga menyebabkan kenaikan harga beras.

"Saat ini sementara diproses oleh Satgas Pangan. Kami minta jangan mempermainkan nasib petani dan konsumen. Sekarang beras kita banyak, tapi ada yang mencoba-coba memainkan data sehingga kelihatannya beras kita kurang pasokannya. Ternyata setelah diperiksa, itu benar," kata Amran dalam keterangannya, Jumat (6/6/2025).

Menurutnya, oknum tersebut telah meminta maaf, namun proses hukum tetap akan berlanjut. Amran juga kembali menegaskan bahwa stok beras saat ini dalam kondisi aman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka meminta maaf ke Satgas Pangan, tapi saya katakan tidak! Pemeriksaan harus tetap dilanjutkan. Ini tidak boleh dibiarkan. Seandainya stok kita kurang, pasti jawabannya impor. Padahal stok kita cukup, tidak kurang. Akhirnya kalau kita impor, yang terpukul adalah petani. Mereka bisa tidak semangat berproduksi. Saya tidak akan biarkan pihak-pihak yang melemahkan petani," tegas Amran.

Amran juga menyampaikan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah terus memberi perhatian dan kemudahan bagi sektor pertanian, termasuk melalui bantuan pupuk dan kebijakan harga yang menguntungkan petani.

"Bapak Presiden telah memberi kemudahan bagi pertanian, bantuan pupuk, memberi harga yang baik. Jadi jangan dizalimi petani. Kalau negara mau kuat, ingat petani. Petani kita, baik pangan, perkebunan, maupun peternakan, jumlahnya mencapai 150 sampai 160 juta. Nah, kalau ini diperkuat, pasti Republik ini kuat," jelasnya.

Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Mabes Polri telah turun tangan untuk investigasi kabar kelangkaan dan naiknya harga beras. Kenaikan harga dan menurunnya stok beras dikabarkan terjadi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Investigasi dipimpin oleh Satgas Pangan Brigjen Pol Djoko Prihadi dan Brigjen Pol Kurniawan Affandi. Hasil investigasi Satgas Pangan, ditemukan pasokan beras di PIBC dalam kondisi normal dan mencukupi serta tidak mengalami kenaikan signifikan.

Terkait stok beras, Satgas Pangan menemukan anomali terhadap data yang diinput oleh PT Food Station Tjipinang Jaya.

Satgas Pangan mengungkap enam temuan terkait dengan anomali data stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Salah satunya, Satgas Pangan menyebut data pengeluaran beras pada 28 Mei 2025 sebesar 11.410 ton tidak valid.

Angka tersebut disebut bukan hasil penghitungan riil, tetapi berasal dari selisih stok akhir tanggal 27 Mei (55.853 ton) ditambah pemasukan (2.108 ton), kemudian dikurangi hasil stok opname tanggal 28 Mei (46.551 ton).

Selain temuan anomali data beras, Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke tiga toko besar di PIBC, Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya. Hal ini dilakukan untuk mengecek kebenaran terkait kenaikan harga beras.

Satgas Pangan mengatakan, ketiga toko itu mengonfirmasi bahwa tidak terjadi lonjakan pengeluaran pada 28 Mei. Rata-rata distribusi harian mereka berjalan normal, 30-400 ton tergantung skala toko dan kenaikan harga beras medium berkisar hanya Rp 100-400/kg, masih dalam batas kewajaran.

"Data dimainkan. Ini bukan kelalaian teknis, ini bisa dikategorikan sebagai sabotase terhadap distribusi dan pencapaian ketahanan pangan negara," tulis keterangan Satgas Pangan.

(ada/hns)

Read Entire Article