Terima Dubes Inggris, Menbud Bahas Pemulangan Artefak-Produksi Film

1 month ago 26
winjudi online winjudi slot online situs winjudi online winjudi Akun slot gacor online terkini Akun situs slot gacor online terkini Akun link slot gacor online terkini Akun demo slot gacor online terkini Akun rtp slot gacor online terkini Daftar slot gacor online Daftar situs slot gacor online Daftar link slot gacor online Daftar demo slot gacor online Daftar rtp slot gacor online Daftar slot gacor online terkini Daftar situs slot gacor online terkini Daftar link slot gacor online terkini Daftar demo slot gacor online terkini Daftar rtp slot gacor online terkini informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini winjudi online

Jakarta -

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia (Menbud), Fadli Zon menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jeremy CVO OBE. Fadli Zon menyampaikan apresiasinya atas hubungan budaya yang telah terjalin antara negara Indonesia dan Inggris.

Ia mengatakan selama ini, Inggris telah menjadi mitra yang sangat berharga dalam bidang pendidikan, pertukaran budaya, penelitian, dan pelestarian warisan budaya.

"Saya juga merasakan pertemuan ini sebagai kesempatan yang berarti untuk menegaskan kembali komitmen bersama kita terhadap kerja sama budaya, terutama dalam memajukan dialog mengenai pelestarian warisan budaya melalui prinsip penghormatan dan keterlibatan yang berorientasi ke masa depan," ujar Fadli Zon dalam keterangannya, Kamis (22/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selaras dengan komitmen bersama terhadap pelestarian budaya, pada kesempatan ini Fadli Zon juga secara resmi mengulangi permintaan Indonesia untuk pemulangan artefak budaya dan sejarah yang saat ini berada di Inggris. Artefak pertama, yakni Prasasti Sangguran yang saat ini berada dalam kepemilikan keluarga Minto, tepatnya di Minto Estate di perbatasan Skotlandia.

Dalam hal ini, Kementerian Kebudayaan telah mengirimkan nota resmi ke Kementerian Luar Negeri pada 27 Maret 2025 untuk menyampaikan permohonan dukungan melalui jalur diplomatik kepada Pemerintah Inggris.

"Ini menunjukkan niat kami untuk menyampaikan permintaan ini secara terhormat, transparan, dan melalui jalur yang tepat," sambung Fadli Zon.

Selanjutnya, artefak kedua adalah Prasasti Sobhamerta, yang mencakup lempengan-lempengan kuno yang menurut para ahli arkeologi Indonesia sangat penting. Prasasti ini memuat catatan awal peradaban kuno Indonesia, termasuk dasar pemerintahan, hak atas tanah, kehidupan keagamaan, dan sistem hukum.

Pada pertemuan ini, keduanya juga membahas kerja sama dalam konteks sektor budaya, khususnya film. Fadli Zon menyatakan sangat terbuka terhadap kolaborasi bersama Inggris dalam dunia film.

"Kita butuh lebih banyak aktivitas atau program budaya yang memperkenalkan budaya Indonesia ke publik Inggris. Kita bisa membangun kolaborasi, melibatkan KBRI di London, dan juga jaringan diaspora Indonesia di sana, ujarnya.

Fadli Zon juga bercerita tentang kunjungannya di Festival Film Cannes. Ia mengatakan dirinya bertemu beberapa orang dari jaringan perfilman Inggris dan dirinya melihat betapa besarnya jejaring perfilman Inggris itu.

Saya berharap kita bisa menjalin kerja sama melalui film. Mungkin kita bisa bentuk kerja sama seperti produksi bersama atau semacamnya. Saat ini para sineas, sutradara, dan produser sangat antusias untuk menjalin kerja sama seperti ini," ujar Fadli Zon.

Fadli Zon melanjutkan, Indonesia dan Inggris bisa bekerja sama dalam membuat film dokumenter yang terkait dengan sejarah atau budaya.

"Itu bisa menjadi awal yang baik karena dokumenter biasanya lebih mudah dibanding film panjang. Mungkin tahun depan kita bisa menggabungkan dengan pelaku bisnis dari Indonesia dan Inggris," ujarnya.

Selain itu, Fadli Zon juga mengajak Inggris untuk berpartisipasi dalam JAFF (Jogja-NETPAC Asian Film Festival) yang diselenggarakan pada akhir November.

"Kami ingin mengundang lebih banyak negara untuk membangun ekosistem film. Ini sangat penting karena sekarang tren produksi bersama (co-production) sangat meningkat," ujarnya.

Pada pertemuan ini, Fadli Zon juga mengungkapkan bahwa Indonesia sedang membangun ekosistem untuk pertunjukan musikal. Ia menjelaskan saat ini baru ada beberapa musikal yang bisa bertahan lebih dari dua minggu, seperti Laskar Pelangi.

"Tapi sekarang generasi muda Indonesia sangat tertarik dengan musikal. Mereka ingin menciptakan lebih banyak produksi musikal di masa depan," jelasnya.

Melalui kesempatan ini, Fadli Zon ingin memperkuat hubungan budaya antara kedua negara. Dirinya berharap ke depan akan ada komunikasi dan koordinasi yang lebih terstruktur dan berkelanjutan dengan pihak-pihak terkait di Inggris, termasuk Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga (DCMS) dan Sekretaris Negara yang membidanginya.

"Juga, lembaga-lembaga seperti British Library dan institusi warisan lainnya, termasuk keluarga Lord Minto dan Timothy Elliot-Murray-Kynynmound, yang dikenal sebagai penjaga prasasti Sangguran," ucapnya.

Selain itu, Fadli Zon juga berharap kedua negara ini bisa membentuk suatu kerangka kerja sama yang lebih luas untuk mendukung program-program di bidang kebudayaan, termasuk yang telah dilakukan se...

Read Entire Article