Titiek Soeharto Desak Produsen Jual Beras Oplosan Ditindak Tegas

13 hours ago 4
winjudi online winjudi slot online situs winjudi online winjudi Akun slot gacor online terkini Akun situs slot gacor online terkini Akun link slot gacor online terkini Akun demo slot gacor online terkini Akun rtp slot gacor online terkini Daftar slot gacor online Daftar situs slot gacor online Daftar link slot gacor online Daftar demo slot gacor online Daftar rtp slot gacor online Daftar slot gacor online terkini Daftar situs slot gacor online terkini Daftar link slot gacor online terkini Daftar demo slot gacor online terkini Daftar rtp slot gacor online terkini informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini winjudi online

Jakarta -

Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto merespons temuan beras oplosan oleh sejumlah produsen. Titiek meminta Kementerian Pertanian mengusut tuntas kasus beras oplosan yang merugikan masyarakat luas.

"Kita minta supaya ini diusut, jangan sampai terjadi seperti ini. Kita ini mau lagi semangat-semangatnya urusan swasembada pangan, swasembada beras, tapi ini ditemukan ada beras oplosan yang tentunya ini merugikan masyarakat, berasnya kualitasnya rendah, dicampur yang bagus jadi beras premium. Ini kami minta supaya Menteri Pertanian menindaklanjutkan ini," kata Titiek, Kamis (17/7/2025).

Titiek menilai praktik itu mencederai semangat keadilan ekonomi dan menurunkan kualitas pangan yang diterima masyarakat. Praktik seperti ini bukan hanya soal penipuan konsumen, tetapi juga ancaman terhadap ketahanan pangan nasional yang sedang dibangun dengan susah payah oleh negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Titiek meminta tidak boleh ada toleransi terhadap pelaku kecurangan, tanpa memandang ukuran usaha atau status pelaku. Baik perusahaan besar maupun kecil harus diberi sanksi tegas jika terbukti bersalah.

"Kita nggak boleh lihat pilih-pilih itu perusahaan besar atau kecil, harus ditindak ya kalau memang betul salah, terbukti dia ngoplos," tegasnya.

Sebagai Ketua Komisi yang membidangi sektor pertanian dan pangan, pernyataan Titiek mencerminkan komitmen Partai Gerindra dalam berpihak kepada rakyat, khususnya petani dan konsumen yang selama ini menjadi korban praktik curang dalam rantai distribusi pangan.

Polemik praktik beras oplosan bermula dari investigasi di Kementerian Pertanian (Kementan). Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran menyatakan 212 merek beras yang terbukti melanggar telah diserahkan ke Polri dan Kejaksaan Agung.

"Saya sampaikan, 212 kami sudah kirim merek yang tidak sesuai standar, mengurangi volume, mutunya tidak sesuai, kemudian tidak sesuai standar, kami sudah kirim ke Pak Kapolri langsung dan Pak Jaksa Agung langsung. Sekarang ini, pemeriksaan sudah berjalan. Pemeriksaan sekarang ini, tiga hari yang lalu. Mulai ada 10 perusahaan, yang terbesar itu sudah dipanggil oleh Reskrim Satgas Pangan," ujar Amran kepada wartawan di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Senin (7/7/2025).

Amran menyayangkan sejumlah perusahaan besar terindikasi melakukan pengoplosan beras premium dengan beras berkualitas rendah. Dia menilai tindakan ini tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga mencoreng tata niaga pangan nasional serta mengkhianati perjuangan petani.

"Sangat kami sayangkan, sejumlah perusahaan besar justru terindikasi tidak mematuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Masyarakat membeli beras premium dengan harapan kualitasnya sesuai standar, tetapi kenyataannya tidak demikian. Kalau diibaratkan, ini seperti membeli emas 24 karat namun yang diterima ternyata hanya emas 18 karat," ujar Amran.

Simak juga Video Titiek Soeharto soal Beras Oplosan: Ditindaklah, Supaya Jera!

(eva/dhn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article