Jakarta -
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI resmi mewajibkan pelabelan risiko Bisphenol A (BPA) pada air kemasan galon isi ulang. Regulasi tersebut diterbitkan lewat Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024.
Adanya aturan ini disebut untuk melindungi konsumen dari potensi bahaya senyawa kimia BPA yang dinilai mengganggu kesehatan tubuh. Lantas, apa sebenarnya alasan di balik regulasi ini? Dan seberapa berbahayakah BPA bagi kesehatan kita?
Apa Itu BPA dan Mengapa Berbahaya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip laman resmI BPOM, Bisfenol A atau BPA merupakan senyawa kimia pembentuk plastik jenis Polikarbonat (PC). Zat ini banyak ditambahkan dalam proses pembuatan produk komersial, termasuk wadah makanan dan minuman. Tak terkecuali air minum dalam kemasan (AMDK) galon.
BPOM mengingatkan BPA berbahaya bagi tubuh jika terkonsumsi melebihi batas maksimal yang dapat ditoleransi oleh tubuh. Adapun batas migrasi maksimal BPA yaitu sebesar 0,6 bagian per juta (bpj, mg/kg) sesuai ketentuan dalam Peraturan Badan POM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan.
Pelaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Ema Setyawati menyebut terdapat 7 penyakit yang berkorelasi dengan paparan BPA pada galon guna ulang. Yakni gangguan sistem reproduksi, diabetes dan obesitas, gangguan sistem kardiovaskular, gangguan ginjal, kanker, gangguan perkembangan kesehatan mental, serta Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak.
"Beberapa penelitian menunjukkan risiko kesehatan akibat paparan BPA melalui mekanisme endocrine disruptor, khususnya hormon estrogen," kata Ema dalam keterangan tertulis, Selasa (20/8/2024).
Sejumlah penelitian pun menunjukkan dampak BPA yang bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius. Jurnal yang dirilis di Oxford Academic menjelaskan bahaya BPA yang dapat memicu penyakit kanker prostat dan payudara. Di sisi lain, European Food Safety Authority (EFSA) mengungkapkan bahkan paparan BPA pada dosis rendah dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh.
Tak hanya orang dewasa, nyatanya bahaya BPA juga mengintai anak-anak hingga janin yang masih dalam kandungan. Kadar BPA yang tinggi dalam tubuh bisa membahayakan janin. Hal ini mengingat cara kerja BPA yang dapat meniru struktur dari sel, enzim dan hormon, sehingga mengelabui tubuh dalam menjalankan beberapa fungsinya. BPA berpotensi menghambat perkembangan janin, terutama bagian penting pada tubuh seperti otak. Selain itu, BPA juga meningkatkan risiko gangguan perilaku pada anak-anak.
Aturan Baru BPOM Tentang BPA
BPOM melalui peraturan baru mewajibkan galon guna ulang dalam kemasan berbahan polikarbonat untuk mencantumkan label peringatan risiko BPA mulai tahun 2028. Langkah ini adalah bagian dari upaya global untuk mengurangi paparan BPA pada masyarakat dan meningkatkan kesadaran konsumen akan risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan produk-produk berbahan BPA.
Diketahui, regulasi terbaru BPOM terkait label pangan olahan mencakup penambahan dua pasal yang mengatur kewajiban pelabelan BPA dan petunjuk penyimpanan air minum dalam kemasan yang tepat untuk menghindari kontaminasi bahan kimia berbahaya.
Adapun pasal 48A berbunyi, 'Keterangan tentang cara penyimpanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) pada Label air minum dalam kemasan wajib mencantumkan tulisan 'simpan di tempat bersih dan sejuk, hindarkan dari matahari langsung, dan benda-benda berbau tajam'.
Sementara Pasal 61A menyatakan bahwa 'air minum dalam kemasan yang menggunakan kemasan plastik polikarbonat wajib mencantumkan tulisan 'dalam kondisi tertentu, kemasan polikarbonat dapat melepaskan BPA pada air minum dalam kemasan' pada label'.
Produsen diberi waktu empat tahun untuk beradaptasi dengan aturan ini, yang diharapkan dapat mendorong inovasi dalam pencarian bahan alternatif yang lebih aman bagi konsumen.
Apa Dampaknya bagi Konsumen?
Dengan diberlakukannya peraturan ini, konsumen diharapkan lebih aware dan sadar akan pentingnya memilih produk yang aman. Utamanya anak-anak dan ibu hamil yang dinilai lebih rentan terpapar BPA.
Adanya label peringatan yang jelas akan membantu konsumen membuat keputusan yang lebih bijak saat membeli produk air minum dalam kemasan.
(ega/ega)