Apakah Gelar Haji Hanya Ada di Indonesia? Ini Penjelasannya

17 hours ago 6
winjudi online winjudi slot online situs winjudi online winjudi Akun slot gacor online terkini Akun situs slot gacor online terkini Akun link slot gacor online terkini Akun demo slot gacor online terkini Akun rtp slot gacor online terkini Daftar slot gacor online Daftar situs slot gacor online Daftar link slot gacor online Daftar demo slot gacor online Daftar rtp slot gacor online Daftar slot gacor online terkini Daftar situs slot gacor online terkini Daftar link slot gacor online terkini Daftar demo slot gacor online terkini Daftar rtp slot gacor online terkini informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini winjudi online

Jakarta -

Gelar haji disematkan di depan nama mereka yang telah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Untuk laki-laki disebut dengan 'haji' dan perempuan mendapat gelar 'hajjah'.

Pemberian gelar haji merupakan salah satu tradisi di Tanah Air. Lantas, apakah gelar haji hanya ada di Indonesia? Berikut informasinya.

Asal-usul Pemberian Gelar Haji di Indonesia

Mengutip dari situs Kemenag, menurut Antropolog UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dadi Darmadi, tradisi pemberian gelar haji tidak hanya terjadi di Indonesia. Di dunia Islam Melayu bagian lain juga ada tradisi seperti itu, baik Malaysia, Singapura, Brunei, bahkan Thailand Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Mesir Utara, bukan hanya memberi gelar haji, tetapi juga melukis rumahnya dengan gambar Ka'bah dan moda transportasi yang digunakan ke Makkah.

Filolog Oman Fathurahman mengungkapkan bahwa sejak masa silam, perjalanan menuju Tanah Suci bagi orang Nusantara adalah perjuangan berat, di mana harus mengarungi lautan, menerjang badai berbulan-bulan, menghindari perompak, hingga menjelajah gurun pasir. Seorang yang berhasil melalui ujian tersebut, dan berhasil kembali selamat ke Tanah Air, dianggap berhasil mendapat anugerah dan kehormatan, apalagi Ka'bah dan Makkah adalah kiblat suci umat Islam sedunia.

Itu mengapa ada pemberian gelar haji di Indonesia usai menunaikan ibadah di Tanah Suci. Masyarakat menambahkan kata 'haji' atau "hajjah" saat menyebut nama mereka.

Seputar Tradisi Gelar Haji di Indonesia

Bagi sebagian masyarakat Indonesia, gelar haji dinilai penting dan membanggakan serta mencerminkan status sosial tertentu. Tradisi penyematan gelar ini bisa dilihat dari tiga perspektif.

1. Perspektif Keagamaan

Secara keagamaan, haji adalah perjalanan untuk menyempurnakan rukun Islam. Perjalanan yang jauh dan panjang, biaya yang mahal, persyaratan yang tidak mudah, membuat haji menjadi sebuah perjalanan ibadah yang semakin penting dan tidak semua orang bisa lakukan. Untuk itu, gelar haji dianggap layak disematkan bagi mereka yang berhasil melakukannya.

2. Perspektif Kultural

Narasi dan cerita-cerita menarik, heroik, dan mengharukan selama berhaji, terus berkembang menjadi cerita populer, sehingga semakin banyak orang tertarik untuk naik haji. Hal-hal tersebut yang membuat ibadah haji semakin penting dan gelar haji di Indonesia mempunyai nilai dan status sosial yang tinggi.

3. Perspektif Kolonial

Kemudian, dari perspektif kolonial, penyematan gelar haji juga mempunyai ceritanya tersendiri. Dulu, karena takut akan pengaruh haji bagi gerakan anti-penjajahan, pemerintah kolonial Belanda berusaha untuk membatasi jemaah haji.

Salah satu caranya adalah membuka Konsulat Jenderal pertama di Arabia pada 1872. Tugas konsulat ini adalah mencatat pergerakan jemaah dari Hindia Belanda, dan mengharuskan mereka memakai gelar dan atribut pakaian haji agar mudah dikenali dan diawasi.

Simak juga Video: Prabowo Terbang ke Arab Saudi, Mau Bahas Kampung Haji RI

(kny/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article