Jakarta -
Dewan Pakar telah menentukan penerima Hoegeng Awards 2025. Lima polisi teladan penerima Hoegeng Awards 2025 akan diumumkan pada puncak penganugerahan pada Rabu 16 Juli.
Dewan Pakar Hoegeng Awards terdiri dari tokoh publik yang dinilai profesional di bidangnya masing-masing. Pelibatan Dewan Pakar dari unsur eksternal Polri ini bertujuan untuk memastikan proses seleksi berlangsung secara objektif dan independen.
Adapun Dewan Pakar Hoegeng Awards 2025 yakni yakni Mantan Plt Pimpinan KPK Dr. Mas Achmad Santosa, S.H., LL.M., Anggota Kompolnas Gufron Mabruri, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid, S.Psi. Wakil Ketua Komnas HAM Putu Elvina, S.Psi., MM dan Ketua Komisi III DPR, Dr. Habiburokhman, S.H., M.H.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak profil Dewan Pakar Hoegeng Awards 2025:
Mas Achmad Santosa, Mantan Plt Pimpinan KPK/Pendiri IOJI
Mas Achmad Santosa lahir di Jakarta pada 10 Maret 1956. Dia merupakan seorang praktisi hukum dengan spesialisasi hukum lingkungan, tata kelola pemerintahan yang baik, dan pembaharuan hukum dan resolusi konflik.
Ia meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia (1983) dan gelar Master of Laws Degree dari The Osgoode Hall Law School dari York University (1990). Ia memulai kariernya sebagai praktisi hukum pada tahun 1979. Kemudian memegang jabatan sebagai Pembela Umum Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (1980 - 1987). Bekerja di Partnership for Governance Reform in Indonesia (2002 - 2006). Selanjutnya, pada 2006-2009, ia menjadi salah satu bagian di United Nations Development Programme/UNDP.
Mas Achmad Santosa Foto: Dok detikcom
Ia pernah menjabat Pelaksana Tugas Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak 6 Oktober 2009 - 4 Desember 2009. Pria yang akrab dipanggil Otta ini menjadi anggota Tim Panitia Seleksi Pimpinan KPK Jilid II (2007), anggota Tim Pembaharuan kerja sama Agung dan Mahkamah Agung dan menjadi koordinator Tenaga Ahli Kejaksaan Agung saat lembaga ini dipimpin oleh Jaksa Agung Abdurahman Saleh.
Otta juga dikenal sebagai pendiri dan CEO the Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI).
Gufron Mabruri, Anggota Kompolnas
Gufron merupakan Komisioner Kompolnas periode 2024-2028 yang berasal dari unsur masyarakat. Gufron bersama komisioner lainnya dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada 5 November 2024.
Dihimpun dari berbagai sumber, Gufron sebelumnya dikenal sebagai aktivis yang kerap terlibat dalam pemantauan dan advokasi hukum, HAM, dan reformasi sektor keamanan. Gufron pernah menjabat sebagai Direktur Imparsial (The Indonesian Human Rights Monitor) sebelum menjadi anggota Kompolnas.
Dia menempuh pendidikan S-1 di Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Al-Aqidah Jakarta (1999-2004). Kemudian dia pernah menempuh Magister in Human Rights and Democracy Studies in Southeast Asia, Universitas Gadjah Mada (2008), Yogyakarta dan pernah menempuh S-2 Hubungan Internasional, Universitas Katholik Parahyangan, Bandung (2022).
Gufron Mabruri (Dok Istimewa) Foto: Anggota Kompolnas, Gufron Mabruri (Dok Istimewa)
Selain itu, Gufron juga berkontribusi sebagai salah seorang penulis dalam berbagai publikasi buku yang diterbitkan Imparsial, di antaranya Politik Militer dalam Penguasaan Tanah: Belajar dari Kasus Pasuruan (2007); Sekuritisasi Papua: Implikasi Pendekatan Keamanan terhadap Kondisi HAM di Papua (2011); Evaluasi Peran Polri di Papua (2015); Peran Internal Militer: Problem Tugas Perbantuan TNI (2020); Involusi Reformasi Sektor Keamanan Indonesia (2019); Problematika Penerapan Grasi terhadap Terpidana Mati di Indonesia (2020); dan Praktik Penyiksaan dalam Pemolisian (2021).
Alissa Qotrunnada Wahid, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia
Alissa Wahid adalah Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia (GNI) yang merangkul ribuan aktivis di seluruh Indonesia untuk mempromosikan dialog dan pemahaman antaragama, kemasyarakatan yang aktif, demokrasi dan hak asasi manusia.
Alissa Wahid dikenal luas karena sumbangsihnya di sektor sosial, khususnya tentang multikulturalisme, demokrasi serta hak asasi manusia, dan gerakan Muslim moderat di Indonesia. Puteri Gus Dur ini kini berfokus pada pengembangan kepemimpin...