Kenapa Malam Terasa Dingin Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

1 month ago 19
winjudi online winjudi slot online situs winjudi online winjudi Akun slot gacor online terkini Akun situs slot gacor online terkini Akun link slot gacor online terkini Akun demo slot gacor online terkini Akun rtp slot gacor online terkini Daftar slot gacor online Daftar situs slot gacor online Daftar link slot gacor online Daftar demo slot gacor online Daftar rtp slot gacor online Daftar slot gacor online terkini Daftar situs slot gacor online terkini Daftar link slot gacor online terkini Daftar demo slot gacor online terkini Daftar rtp slot gacor online terkini informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini winjudi online

Jakarta -

Musim kemarau identik dengan panas terik di siang hari. Namun, ada kalanya suhu udara bisa berubah drastis dan terasa lebih dingin saat malam tiba. Lantas, mengapa kondisi yang demikian bisa terjadi?

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa fenomena ini merupakan hal yang wajar dan lazim terjadi, terutama menjelang puncak musim kemarau. Kondisi ini berkaitan erat dengan dinamika atmosfer, termasuk arah angin dan minimnya awan.

Menghimpun informasi dari BMKG, suhu udara yang terasa lebih dingin di malam hari saat musim kemarau merupakan fenomena alamiah. Kondisi ini umum terjadi pada bulan-bulan menjelang puncak musim kemarau, yang ditandai oleh pergerakan angin dari arah timur, yakni dari Benua Australia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampak Angin Monsun Timur dari Australia

Pola tekanan udara tinggi di Australia mendorong pergerakan massa udara dari wilayah tersebut menuju Indonesia. Angin ini dikenal sebagai angin monsun timur, yang bersifat kering dan membawa suhu yang lebih rendah ke wilayah-wilayah yang dilaluinya, termasuk sebagian besar wilayah Indonesia.

Angin dominan dari arah timur hingga tenggara tersebut membawa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia. Akibatnya, pertumbuhan awan menjadi minim, terutama di wilayah seperti Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.

"Angin dominan dari arah timur hingga tenggara membawa massa udara kering dan dingin dari daratan Australia ke Indonesia sehingga kurang mendukung proses pertumbuhan awan," demikian keterangan yang dilansir BMKG.

Berkurangnya Jumlah Awan dan Curah Hujan

Selain faktor angin monsun, minimnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan di wilayah-wilayah tersebut turut memperkuat rasa dingin di malam hari. Tidak adanya uap air atau partikel air dalam jumlah signifikan menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh permukaan bumi pada malam hari tidak tertahan oleh atmosfer.

Langit yang cenderung cerah (clear sky) juga mempercepat pelepasan panas radiasi balik gelombang panjang ke luar atmosfer. Akibatnya, suhu udara di dekat permukaan bumi menjadi lebih rendah, terutama pada malam hingga dini hari. Inilah yang membuat udara terasa lebih dingin selama musim kemarau.

"Kurangnya tutupan awan pada malam hari menyebabkan radiasi panas dari permukaan bumi terpancar ke atmosfer tanpa ada hambatan, mengakibatkan penurunan suhu yang signifikan. Selain itu, angin yang tenang di malam hari menghambat pencampuran udara, sehingga udara dingin terperangkap di permukaan bumi," tulis BMKG.

Simak juga Video: Sudah Masuk Musim Kemarau, Kok Masih Hujan? Ini Kata BMKG

(wia/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article