Denpasar -
Berbagai perusahaan lokal menghadiri Bali International Airshow (BIAS) 2024. Ada PT Dirgantara Indonesia yang memamerkan pesawat N219, dan taksi terbang Velo Alpha serta pesawat nirawak canggih dari PT Len Industri.
"BIAS 2014 in ibukan sekadar pameran. Ini adalah titik balik strategis bagi masa depan kedirgantaraan Indonesia. Kami sangat bangga menyaksikan kemajuan pesat industri penerbangan dan kedirgantaraan Indonesia. Produk-produk berkualitas tinggi yang dipamerkan di pameran ini, seperti pesawat N219 di belakang saya, pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia, hingga pesawat nirawak canggih dari PT Len Industri (Persero), menyoroti meningkatnya daya saing di panggung global," ujar Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan di arena BIAS 2024 di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Luhut meninjau pesawat N219 yang dipamerkan di area static display sebagai ikon pengembangan ekosistem dirgantara di Bali Utara. Pesawat itu akan memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan pariwisata dan perekonomian di Bali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meninjau pesawat N219 yang dipamerkan di Bali International Airshow 2024. Pesawat yang ditinjau merupakan buatan PTDI. Foto: Dok PTDI
Sebagai produk unggulan Indonesia, pesawat ini tidak hanya menyediakan solusi konektivitas udara untuk daerah terpencil, tetapi juga melambangkan kemajuan dalam pengembangan ekosistem dirgantara di Bali Utara.
Sementara taksi terbang Vela Alpha sebenarnya sudah dipamerkan di Singapore Airshow beberapa bulan lalu. Tapi kini mereka memajang model yang lebih besar di area static display.
Vela Alpha Foto: Dadan Kuswaraharja
Untuk drone buatan PT Len, merupakan drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang pertama kali dipamerkan. Drone yang 100 persen buatan anak bangsa ini tengah menunggu proses sertifikasi. "Tapi kita sudah mendapatkan special permit," ujar Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin.
Menko Luhut melihat drone buatan PT Len Industri di Bali International Airshow Foto: Dadan Kuswaraharja
"Teknologi ini kita desain 100 persen buatan anak bangsa. Hari ini baru kami pamerkan. Sebelumnya kami kembangkan di fasilitas kami di Subang, flight test di Tasik lalu di Nusawiru (Pangandaran)," ujarnya.
Drone berbahan bakar pertamax ini bisa melaju sampai kecepatan maksimum 180 km per jam dengan jarak tempuh maksimal 1.500 km. "Kami sudah menerima Letter of Intent dengan Kementerian Pertahanan dan sudah sertifikasi untuk menjadi alutsista," ujarnya.
(ddn/fem)