Jakarta -
Seorang pelanggan terkejut dengan tampilan omelet yang ia beli di penjual kaki lima. Pasalnya, harganya juga tidak murah, tetapi ia mendapat omelet yang seperti makanan sisa.
Belakangan ini banyak pelanggan dibuat kecewa dengan makanan yang mereka beli di luar, entah itu restoran atau penjual kaki lima. Rasa kecewa itu muncul akibat makanan yang disajikan tidak sesuai dengan harganya.
Sering kali mereka sudah membayar harga mahal, tetapi porsi makanan yang didapat sangat sedikit. Kejadian seperti ini kembali dialami oleh pelanggan asal Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelanggan itu membagikan ceritanya di Facebook Complaint Singapore. Suatu hari, ia makan malam di Whampoa Makan Place dan memesan oyster omelete.
Ia telah mengeluarkan uang sebesar S$5 atau sekitar Rp 58.000 untuk satu porsi telur dadar berisi tiram itu. Namun, ia dibuat kecewa lantaran pesanan oyster omeletnya punya porsi yang sangat tidak sesuai harga. Pelanggan itu bahkan menganggapnya seperti makanan sisa.
Sebagai bukti, ia menunjukkan foto oyster omelet yang dibeli dari gerai Huang Heng Fried Oyster. Ia mengaku tidak memiliki niatan untuk memboikot gerai oyster omelet itu. Dirinya mengunggah komplain seperti ini supaya adil, lapor mothership.sg (20/09/2024).
Pelanggan ini mengaku kecewa dengan omelet oyster yang ia beli di gerai makanan ini. Foto: Complaint Singapore/Facebook
"Saya benar-benar mengerti dunia FNB, tetapi menurut saya hal ini sudah keterlaluan," jelasnya.
Setelah komplain pelanggan tersebar di media sosial, pemilik gerai tersebut akhirnya buka suara. Kepada Shin Min Daily News, seorang wanita yang menjalani bisnis itu mengungkap jika porsi seharga S$5 secara spesifik ditujukan untuk para lansia.
Wanita penjual oyster itu menyebut kalau ada tiga opsi porsi yang sebenarnya bisa dipilih pelanggan, mulai dari harga S$5 (Rp 58 ribu), S$8 (Rp 94 ribu), dan S$10 (Rp 117 ribu).
Porsi S$5 ini dijual untuk para lansia karena menurut penjual, para orang tua biasanya tidak makan banyak dan berujung menyisakannya.
Penjual itu mengungkap kepada media China jika gerainya sudah beroperasi sekitar 50 tahun dan mereka belum pernah menaikkan harga lebih dari 5 tahun.
Pelanggan merasa omelet oyster seharga Rp 58 ribu itu punya tampilan seperti makanan sisa. Foto: Complaint Singapore/Facebook
Wanita itu mengaku ia sebenarnya sudah berencana menghapus menu seharga S$5, tetapi suaminya meminta untuk mempertahankannya saja.
Saat ditanya terkait masalah ini, wanita itu mengaku baru pertama kali mendapat komplain.
Wanita itu juga bercerita jika pelanggan kembali ke gerai untuk mengkonfirmasi bahwa pesanannya adalah pilihan porsi S$5. Dia kemudian melihat pelanggan mengambil foto. Ia mencatat pelanggan itu sedang minum bersama lima sampai enam orang lainnya, jadi porsi yang ia pilih mungkin terlalu kecil.
Huat Heng Fried Oyster merupakan gerai jajakan kaki lima yang tercantum dalam Michelin Guide Singapura 2023. Mereka mendeskripsikan oyster omelet ini sebagai hidangan yang renyah dan penuh rasa.
(aqr/adr)