PHK Merajalela di AS, Trump Dituding sebagai Biang Keroknya

1 month ago 17
winjudi online winjudi slot online situs winjudi online winjudi Akun slot gacor online terkini Akun situs slot gacor online terkini Akun link slot gacor online terkini Akun demo slot gacor online terkini Akun rtp slot gacor online terkini Daftar slot gacor online Daftar situs slot gacor online Daftar link slot gacor online Daftar demo slot gacor online Daftar rtp slot gacor online Daftar slot gacor online terkini Daftar situs slot gacor online terkini Daftar link slot gacor online terkini Daftar demo slot gacor online terkini Daftar rtp slot gacor online terkini informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online hari ini berita online hari ini kabar online hari ini liputan online hari ini kutipan online hari ini winjudi online

Jakarta -

Jumlah klaim tunjangan pengangguran di Amerika Serikat (AS) naik ke level tertinggi imbas peningkatan karyawan kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Jumlah masyarakat yang mengajukan klaim ini tercatat terus meningkat dalam delapan bulan terakhir, menandakan pasar tenaga kerja yang sedang lesu.

Melansir AP News, Sabtu (7/6/2025), per 31 Mei 2025 kemarin jumlah klaim tunjangan pengangguran di AS naik 8.000 pengajuan menjadi 247.000. Angka tersebut mulai mendekati rekor tertinggi saat COVID-19 lalu yang mencapai 250.000 pengajuan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PHK massal terjadi di banyak sektor, usai berbagai perusahaan menurunkan ekspektasi penjualan dan laba mereka sepanjang 2025. Dalam hal ini tak sedikit perusahaan yang menjadikan aturan tarif Presiden Donald Trump sebagai alasan proyeksi penurunan laba tersebut.

Meski Trump telah menghentikan atau mengurangi banyak kebijakan tarifnya, kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh perang tarif dapat merusak pasar tenaga kerja AS yang selama ini kuat.

Sebagai contoh terbaru ada raksasa fast moving consumer goods (FMCG) terbesar di dunia, Procter & Gamble (P&G) yang secara resmi mengumumkan rencana mereka untuk memangkas 7.000 pekerjanya.

Perusahaan lain yang telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja massal terhadap banyak karyawannya tahun ini termasuk Workday, Dow, CNN, Starbucks, Southwest Airlines, Microsoft dan Meta selaku perusahaan induk Facebook.

Belum lagi, pemerintahan Trump saat ini juga sedang mengurangi jumlah pegawai pemerintah federal secara drastis sebagai upaya efisiensi anggaran pemerintah. Namun banyak dari pemotongan tersebut yang ditentang di pengadilan dan Kongres AS.

Beruntung pemerintah AS melaporkan bahwa lowongan pekerjaan di Negeri Paman Sam itu sempat meningkat secara tak terduga pada April kemarin. Walau data lain menunjukkan bahwa orang Amerika tetap kurang optimis terhadap pasar tenaga kerja mereka saat ini.

"Jumlah total orang Amerika yang menerima tunjangan pengangguran per 24 Mei turun tipis sebesar 3.000 menjadi 1,9 juta," tulis AP dalam laporannya.

Di luar itu, pemerintahan Trump juga dilaporkan telah memperkirakan bahwa ekonomi AS menyusut pada kecepatan tahunan 0,2% pada kuartal pertama tahun 2025. Sehingga mereka dapat menyiapkan sejumlah langkah pencegahan untuk mengurangi dampak lesunya pasar tenaga kerja AS saat ini.

"Pertumbuhan melambat karena lonjakan impor karena perusahaan-perusahaan di AS mencoba mendatangkan barang-barang asing sebelum tarif besar Trump mulai berlaku," terang laporan itu.

(igo/hns)

Read Entire Article